Rabu, 15 April 2015

Hukum menjawab panggilan ibu pd wktu sholat

Berbakti kepada kedua orangtua lebih
diutamakan daripada sholat sunnah
ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ ﻟﻢ
ﻳﺘﻜﻠﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻬﺪ ﺇﻻ ﺛﻼﺛﺔ ﻋﻴﺴﻰ ﻭﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﺑﻨﻲ ﺇﺳﺮﺍﺋﻴﻞ
ﺭﺟﻞ ﻳﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﺟﺮﻳﺞ ﻛﺎﻥ ﻳﺼﻠﻲ ‏(ﻓﻲ ﺭﻭﺍﻳﺔ : ﻓﻲ ﺻﻮﻣﻌﺔ ‏)
ﺟﺎﺀﺗﻪ ﺃﻣﻪ ﻓﺪﻋﺘﻪ ‏( ﻭﻓﻲ ﺭﻭﺍﻳﺔ ﻣﺴﻠﻢ : ﻓﻘﺎﻟﺖ ﻳﺎ ﺟﺮﻳﺞ ﺃﻧﺎ
ﺃﻣﻚ ﻛﻠﻤﻨﻲ ‏) ﻓﻘﺎﻝ ﺃﺟﻴﺒﻬﺎ ﺃﻭ ﺃﺻﻠﻲ ‏( ﻭﻓﻲ ﺭﻭﺍﻳﺔ ﻗﺎﻝ : ﺃﻟﻠﻬﻢ
ﺃﻣﻲ ﻭﺻﻼﺗﻲ ‏) ‏( ﻭﻓﻲ ﺭﻭﺍﻳﺔ ﻣﺴﻠﻢ : ﻓﺎﺧﺘﺎﺭ ﺻﻼﺗﻪ ﻓﺮﺟﻌﺖ
ﺛﻢ ﻋﺎﺩﺕ ﻓﻲ ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ ﻓﻘﺎﻟﺖ ﻳﺎ ﺟﺮﻳﺞ ﺃﻧﺎ ﺃﻣﻚ ﻓﻜﻠﻤﻨﻲ ﻗﺎﻝ
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺃﻣﻲ ﻭﺻﻼﺗﻲ ﻓﺎﺧﺘﺎﺭ ﺻﻼﺗﻪ ‏) ﻓﻘﺎﻟﺖ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﻻ ﺗﻤﺘﻪ
ﺣﺘﻰ ﺗﺮﻳﻪ ﻭﺟﻮﻩ ﺍﻟﻤﻮﻣﺴﺎﺕ ‏( ﻭﻓﻲ ﺭﻭﺍﻳﺔ ﻣﺴﻠﻢ : ﻓﻘﺎﻟﺖ ﺍﻟﻠﻬﻢ
ﺇﻥ ﻫﺬﺍ ﺟﺮﻳﺞ ﻭﻫﻮ ﺍﺑﻨﻲ ﻭﺇﻧﻲ ﻛﻠﻤﺘﻪ ﻓﺄﺑﻰ ﺃﻥ ﻳﻜﻠﻤﻨﻰ ﺍﻟﻠﻬﻢ
ﻓﻼ ﺗﻤﺘﻪ ﺣﺘﻰ ﺗﺮﻳﻪ ﺍﻟﻤﻮﻣﺴﺎﺕ ﻗﺎﻝ ﻭﻟﻮ ﺩﻋﺖ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﻥ ﻳﻔﺘﻦ
ﻟﻔﺘﻦ ‏) ﻭﻛﺎﻥ ﺟﺮﻳﺞ ﻓﻲ ﺻﻮﻣﻌﺘﻪ ﻓﺘﻌﺮﺿﺖ ﻟﻪ ﺍﻣﺮﺃﺓ ﻭﻛﻠﻤﺘﻪ
ﻓﺄﺑﻰ ﻓﺄﺗﺖ ﺭﺍﻋﻴﺎ ‏( ﻭﻓﻲ ﺭﻭﺍﻳﺔ : ﺭﺍﻋﻲ ﺍﻟﻐﻨﻢ ‏) ﻓﺄﻣﻜﻨﺘﻪ ﻣﻦ
ﻧﻔﺴﻬﺎ ﻓﻮﻟﺪﺕ ﻏﻼﻣﺎ ﻓﻘﺎﻟﺖ ﻣﻦ ﺟﺮﻳﺞ ﻓﺄﺗﻮﻩ ﻓﻜﺴﺮﻭﺍ
ﺻﻮﻣﻌﺘﻪ ﻭﺃﻧﺰﻟﻮﻩ ﻭﺳﺒﻮﻩ ﻓﺘﻮﺿﺄ ﻭﺻﻠﻰ ﺛﻢ ﺃﺗﻰ ﺍﻟﻐﻼﻡ ﻓﻘﺎﻝ
ﻣﻦ ﺃﺑﻮﻙ ﻳﺎ ﻏﻼﻡ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺍﻋﻲ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﻧﺒﻨﻲ ﺻﻮﻣﻌﺘﻚ ﻣﻦ ﺫﻫﺐ
ﻗﺎﻝ ﻻ ﺇﻻ ﻣﻦ ﻃﻴﻦ ﻭﻛﺎﻧﺖ ﺍﻣﺮﺃﺓ ﺗﺮﺿﻊ ﺍﺑﻨﺎ ﻟﻬﺎ ﻣﻦ ﺑﻨﻲ
ﺇﺳﺮﺍﺋﻴﻞ ﻓﻤﺮ ﺑﻬﺎ ﺭﺟﻞ ﺭﺍﻛﺐ ﺫﻭ ﺷﺎﺭﺓ ﻓﻘﺎﻟﺖ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﺟﻌﻞ
ﺍﺑﻨﻲ ﻣﺜﻠﻪ ﻓﺘﺮﻙ ﺛﺪﻳﻬﺎ ﻭﺃﻗﺒﻞ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺮﺍﻛﺐ ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﻻ
ﺗﺠﻌﻠﻨﻲ ﻣﺜﻠﻪ ﺛﻢ ﺃﻗﺒﻞ ﻋﻠﻰ ﺛﺪﻳﻬﺎ ﻳﻤﺼﻪ ﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻛﺄﻧﻲ
ﺃﻧﻈﺮ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻤﺺ ﺇﺻﺒﻌﻪ ﺛﻢ ﻣﺮ
ﺑﺄﻣﺔ ﻓﻘﺎﻟﺖ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﻻ ﺗﺠﻌﻞ ﺍﺑﻨﻲ ﻣﺜﻞ ﻫﺬﻩ ﻓﺘﺮﻙ ﺛﺪﻳﻬﺎ ﻓﻘﺎﻝ
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﺟﻌﻠﻨﻲ ﻣﺜﻠﻬﺎ ﻓﻘﺎﻟﺖ ﻟﻢ ﺫﺍﻙ ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﺮﺍﻛﺐ ﺟﺒﺎﺭ ﻣﻦ
ﺍﻟﺠﺒﺎﺑﺮﺓ ﻭﻫﺬﻩ ﺍﻷﻣﺔ ﻳﻘﻮﻟﻮﻥ ﺳﺮﻗﺖ ﺯﻧﻴﺖ ﻭﻟﻢ ﺗﻔﻌﻞ
Dari Abu Huroiroh dari Nabi shallallahu ‘ alaihi wa
sallam bersabda , (( Tidak ada yang berbicara ketika
bayi kecuali tiga orang Isa, dan dahulu di kalangan
bani Israil ada seorang pria yang bernama Juraij .
Suatu hari ia sedang sholat ( dalam riwayat lain : Di
shaouma ’ ahnya [8]”) lalu datanglah ibunya dan
memanggilnya ( dalam riwayat Muslim ibunya berkata ,
“Wahai Juraij saya adalah ibumu , bicaralah
kepadaku ”) maka Juraij berkata “Aku menjawab
panggilan ibuku ataukah aku terus sholat ( dalam
riwayat Bukhori yang lain ia berkata, “Ya Allah ibu
atau sholatku”[ 9]) , ( Dalam riwayat Muslim , “Akhirnya
Juraijpun memilih untuk terus sholat , kemudian
ibunya kembali memanggilnya untuk kedua kalinya
[10] dan berkata , “Wahai Juraij aku adalah ibumu
bicaralah kepadaku ”, Juraij berkata, “Ya Allah ibu
atau sholatku ”, akhirnya iapun memilih untuk terus
sholat ) , maka ibunya berkata, “Ya Allah janganlah
engkau wafatkan Juraij hingga ia melihat wajah -
wajah pelacur ” ( Dalam riwayat Muslim, lalu ibunya
berkata, “Ya Allah ini adalah si Juraij dan ia adalah
anakku, aku telah memanggilnya namun ia enggan
untuk berbicara denganku , Ya Allah janganlah engkau
mewafatkannya hingga engkau menampakkan
kepadanya pelacur ”. Nabi shallallahu ‘ alaihi wa sallam
berkata, “Seandainya ibunya berdoa agar si Juraij
terfitnah ( berzina ) maka ia akan terfitnah ) . Pada
suatu hari ia sedang berada di shauma ’ ahnya lalu
datanglah seorang wanita dan menyerahkan dirinya
( untuk berzina ) dan mengajaknya berbicara namun
Juraij enggan untuk berbicara dengannya maka sang
wanitapun mendatangi seorang penggembala ( dalam
riwayat yang lain, “penggembala kambing ”) lalu ia
membuatnya untuk mau berzina dengannya lalu iapun
melahirkan seorang anak kemudia ia mengaku bahwa
anak tersebut adalah hasil perzinahannya dengan
Juraij maka masyarakatpun mendatangi Juraij dan
menghancurkan tempat ibadahnya, mereka
menurunkannya dari tempat ibadahnya dan
mencacinya lalu Juraijpun berwudhu dan sholat , lalu
ia mendatangi sang anak dan bertanya kepada anak
tersebut seraya berkata, “Nak, siapakah ayahmu ?” ,
lalu anak itu menjawab, “Penggembala”. Lalu
masyarakat ( setelah mengetahui hal ini mereka)
berkata, “Kami akan membangun ( kembali ) kuil
tempat ibadahmu dari emas”, ia berkata, “Jangan ,
kecuali kalian membangunnya dari tanah”
Dan ada seorang wanita menyusui seorang anak dari
bani Israil lalu lewatlah seorang penunggang yang
berpenampilan bagus maka wanita tersebut berkata ,
“Ya Allah jadikanlah putraku ini seperti orang ini ”, lalu
sang anak melepaskan susu ibunya dan menghadap
kearah penunggang tersebut lalu berkata ’ Ya Allah
janganlah jadikan seperti orang ini ”, kemudian
kembali ke susu ibunya dan mengisapnya. Abu
Hurairah berkata, “Sepertinya aku melihat Nabi
shallallahu ‘ alaihi wa sallam mengisap jarinya”, lalu
lewatlah seorang budak wanita lalu sang ibu berkata ,
“Ya Allah jangan jadikan putraku seperti budak wanita
ini ”, maka sang anakpun meninggalkan susu ibunya
dan menghadap kepada sang budak wanita lalu
berkata, “Ya Allah jadikanlah aku seperti budak wanita
ini ”. Sang ibu berkata kepada sang anak , “Kenapa
engkau demikian?” , sang anak berkata, “Adapun
penunggang sesungguhnya ia termasuk orang -orang
yang sombong , adapun sang budak wanita
sesungguhnya orang- orang mengatakan “Wanita ini
pencuri, wanita ini pezina ” namun ia tidak
melakukannya))[11 ]
Berkata Ibnu Hajar, “Hadits ini merupakan dalil
tentang mendahulukan menjawab panggilan ibu
daripada sholat sunnah karena meneruskan sholat
sunnah hukumnya adalah mustahab adapun
menjawab panggilan ibu dan berbakti kepadanya
hukumnya adalah wajib ” [ 12]
Imam An -Nawawi dan yang lainnya berkata ,
“Hanyalah sang ibu mendoakan kejelekan terhadap
Juraij karena sebenarnya bisa saja bagi Juraij untuk
meringankan ( mempercepat) sholatnya kemudian
menjawab panggilan ibunya namun mungkin saja ia
khawatir bahwa ibunya memanggilnya untuk
meninggalkan kuilnya dan untuk kembali kepada
dunia dan ketergantungan- ketergantungan kepada
dunia”
Berkata Ibnu Hajr , “Namun perkataan Imam An -
Nawawi ini perlu dicek kembali mengingat apa yang
telah lalu penjelasannya bahwa ibunya pernah
mendatangi Juraij dan Juraij berbicara kepadanya,
yang dzohir ibunya tatkala itu rindu kepadanya lalu
iapun mengunjungi Juraij dan ingin melihat Juraij dan
berbicara dengannya , seakan -akan Juraij tidak
mempercepat sholatnya untuk menjawab ibunya
karena ia khawatir akan terputus kekhusyu’ annya ,
dan telah lalu di akhir kitab sholat dari hadits Yazid
bin Hausyab dari ayahnya bahwasanya Nabi
shallallahu ‘ alaihi wa sallam bersabda ,
ﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﺟﺮﻳﺞ ﻓﻘﻴﻬﺎ ﻟﻌﻠﻢ ﺃﻥ ﺇﺟﺎﺑﺔ ﺃﻣﻪ ﺃﻭﻟﻰ ﻣﻦ ﻋﺒﺎﺩﺓ ﺭﺑﻪ
“Kalau seandainya Juraij adalah seorang yang faqih
maka ia tentunya akan mengetahui bahwa menjawab
ibu lebih utama daripada ibadahnya kepada Robnya
( daripada sholatnya )”
Hadits ini dikeluarkan oleh Al- Hasan bin Sufyan ”[13 ]
Berkata Ibnu Hajar, “Hadits ini menunjukan akan
agungnya berbakti kepada kedua orangtua dan
menjawab panggilan mereka berdua meskipun sang
anak ber ’ udzur ”[14]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar