BENARKAH
IMAM ASYAFI’I BERPENDAPAT BAHWA MENGIRIM
HADIAH PAHALA BACAAN ALQURAN TIDAK SAMPAI KEPADA SI MAYYIT..?
Salah
satu permasalahan khilafiyah yang sering dibicarakan oleh masyarakat kita
adalah masalah mengirim pahala bacaan Al-quran untuk mayit. Sebagian kalangan
menolak hal itu bahkan menghukuminya sebagai perbuatan bid’ah. Dan sebagian
kalangan lainnya menganggap hal itu termasuk sesuatu yang diperbolehkan dalam
agama. Hal ini wajar saja terjadi di masyarakat kita, sebab masalah mengirim pahala
untuk mayit ini memang termasuk permasalahan khilafiyah yang dari dahulupun
para ulama-ulama kita sudah berbeda pendapat.
Sebenarnya
yang didebatkan para ulama salaf bukan masalah boleh atau tidaknya mengirim
pahala bacaan Al-quran untuk mayit. Tapi lebih kepada apakah bacaan Al-quran
yang dihadiahkan pahalanya untuk mayit itu sampai atau tidak pahalanya. Nah,
para ulama salaf kita berbeda pendapat dalam masalah ini. Dan perlu kita
ketahui bahwa masalah ini sudah dibahas oleh ulama kita secara detail di dalam
kitab-kitab turost mereka masing-masing. Bahkan para ulama kita juga telah
menjelaskannya secara rapi beserta dalil-dalilnya.
Kita
sebagai orang yang awam akan ilmu agama dan bahkan sangat awam sekali akan
dalil-dalil, maka cukup bagi kita untuk merujuk kepada aqwal para ulama salaf
saja. Kita tidak usah lagi capek capek untuk mencarikan dalil-dalil yang kita
gunakan untuk memperkuat pendapat kita. Karena memang para ulama kita ketika
membahas suatu permasalahan ya yang mereka pakai adalah dalil-dalil dari
Al-quran dan hadits.
Jika
kita mau membaca kitab-kitab turost yang ditulis oleh para ulama-ulama kita
maka akan kita temukan pembahasan yang sangat menarik sekali mengenai hal ini.
Mungkin penyakit kita selama ini belajar agama hanya mendengar orang bilang
katanya katanya saja. Tanpa menyebutkan sumber aslinya dari kitab apa dan ulama
siapa yang mengatakannya. Maka dari itu mari kita budayakan semangat untuk
membaca dan mempelajari kitab-kitab turots para ulama kita. Dengan demikian
berarti kita telah mengikuti ajaran para ulama salaf yang mana mereka ini
adalah para ahli waris nabi.
Nah, di
dalam tulisan ini akan saya paparkan beberapa pendapat para ulama-ulama salaf
dan sebagian fatwa ulama kontemporer mengenai apakah pahala bacaan Al-quran itu
sampai kepada mayit jika kita niatkan pahalanya untuk si mayit.
Ulama-Ulama yang
mengatakan bahwa pahala bacaan Al-quran itu sampai kepada mayit :
1. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata di dalam kitab Majmu’ Al-Fatawa juz 24 halaman 367 :
1. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata di dalam kitab Majmu’ Al-Fatawa juz 24 halaman 367 :
وأما القراءة والصدقة وغيرهما من أعمال البر
فلا نزاع بين علماء السنة والجماعة في وصول ثواب العبادات المالية كالصدقة والعتق
كما يصل إليه أيضا الدعاء والاستغفار والصلاة عليه صلاة الجنازة والدعاء عند قبره.
وتنازعوا في وصول الأعمال البدنية: كالصوم والصلاة والقراءة. والصواب أن الجميع
يصل إليه
Terjemah
: adapun bacaan Al-Quran, shodaqoh dan ibadah lainnya termasuk perbuatan yang
baik dan tidak ada pertentangan dikalangan ulama ahli sunnah wal jamaah bahwa
sampainya pahala ibadah maliyah seperti shodaqoh dan membebaskan budak. Begitu
juga dengan doa, istighfar, sholat dan doa di kuburan. Akan tetapi para ulama
berbeda pendapat tentang sampai atau tidaknya pahala ibadah badaniyah seperti
puasa, sholat dan bacaan. Pendapat yang benar adalah semua amal ibadah itu
sampai kepada mayit.
Bahkan
Syaikhul Islam ibnu Taimiyah juga menyebutkan bahwa pendapat yang mengatakan
bahwa pahala bacaan Al-quran itu sampai kepada mayit adalah pendapat dari
Al-Imam Abu Hanifah, Al-Imam Ahmad Bin Hanbal. Berikut ini adalah perkataan
beliau dalam kitab Majmu’ Al-Fatawa :
وتنازعوا في وصول الأعمال البدنية: كالصوم
والصلاة والقراءة. والصواب أن الجميع يصل إليه فقد ثبت في الصحيحين عن النبي صلى
الله عليه وسلم أنه قال: {من مات وعليه صيام صام عنه وليه} وثبت أيضا: {أنه أمر
امرأة ماتت أمها وعليها صوم أن تصوم عن أمها} . وفي المسند عن النبي صلى الله عليه
وسلم أنه قال لعمرو بن العاص: {لو أن أباك أسلم فتصدقت عنه أو صمت أو أعتقت عنه
نفعه ذلك} وهذا مذهب أحمد وأبي حنيفة وطائفة من أصحاب مالك والشافعي
Terjemah
: para ulama berbeda pendapat tentang sampai atau tidaknya pahala ibadah
badaniyah seperti puasa, sholat dan bacaan. Pendapat yang benar adalah semua
amal ibadah itu sampai kepada mayit. Karena diriwayatkan bahwa nabi pernah
bersabda “barang siapa yang meninggal dan dia punya hutang puasa maka boleh
bagi walinya untuk berpuasa atas si mayit”. Dan ini adalah pendapat ahmad bin
hanbal, abu hanifah dan beberapa ulama malikiyah dan syafiiyah.
2. Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah
Ibnul
Qoyyim Al-Jauziyah juga mengatakan bahwa pahala bacaan Al-Quran itu sampai
kepada mayit. Hal ini beliau jelaskan di dalam kitab Ar-Ruh halaman 122 :
هذه النصوص متظاهرة على وصول ثواب الأعمال
إلى الميت إذا فعلها الحي عنه وهذا محض للقياس فإن الثواب حق للعامل فإذا وهبه
لأخيه المسلم لم يمنع من ذلك كما لم يمنع من هبة ماله في حياته وإبرائه له من بعد
موته وقد نبه النبي بوصول ثواب الصوم الذي هو مجرد ترك ونية تقوم بالقلب لا يطلع
عليه إلا الله وليس بعمل الجوارح على وصول ثواب القراءة التي هي عمل باللسان تسمعه
الأذن وتراه العين بطريق الأولى. ويوضحه أن الصوم نية محضة وكف النفس عن المفطرات
وقد أوصل الله ثوابه إلى الميت فكيف بالقراءة التي هي عمل ونية بل لا تفتقر إلى
النية فوصول ثواب الصوم إلى الميت فيه تنبيه على وصول سائر الأعمال. والعبادات
قسمان مالية وبدنية وقد نبه الشارع بوصول ثواب الصدقة قال على وصول ثواب سائر
العبادات المالية ونبه بوصول ثواب الصوم على وصول ثواب سائر العبادات البدنية
وأخبر بوصول ثواب الحج المركب من المالية والبدنية فالأنواع الثلاثة ثابتة بالنص
والاعتبار. وبالله التوفيق ( كتاب الروح لابن القيم الجوزية, ص : 122
Terjemah
: dalil-dalil ini sangat jelas sekali bahwa amal ibadah itu sampai kepada mayit
jika yang melakukan adalah orang yang masih hidup. Jika orang itu menghadiahkan
pahalanya buat saudaranya maka pahalanya sampai seperti sampainya pahala puasa
sebagaimana yang dijelaskan oleh nabi. Allah telah menyampaikan pahala puasa
bagi mayit maka begitu juga dengan pahala bacaan. Ibadah itu dibagi menjadi
dua. Yaitu ibadah maliyah dan ibadah badaniyah. Sungguh Allah telah menjelaskan
tetang sampainya pahala ibadah maliyah seperti shodaqoh dan pahala badaniyah
seperti puasa dan begitu juga pahala haji yang merupakan ibadah badaniyah
sekaligus ibadah maliyah. Dan Hal ini berdasarkan nash nash yang ada.
3. Syaikh Al-Utsaimin
Syaikh
Al-Utsaimin mengatakan bahwa pahala bacaan Al-Quran itu sampai kepada mayit.
Hal ini beliau jelaskan di dalam majmu fatawa dan wa rosail beliau sebagai
berikut :
الناس على قولين معروفين: أحدهما: أن ثواب
العبادات البدنية من الصلاة والقراءة ونحوهما يصل إلى الميت كما يصل إليه ثواب
العبادات المالية بالإجماع وهذا مذهب أبي حنيفة وأحمد وغيرهما وقول طائفة من أصحاب
مالك والشافعي وهو الصواب لأدلة كثيرة ذكرناها في غير هذا الوضع. والثاني: أن ثواب
العبادة البدنية لا يصل إليه بحال وهو المشهور عند أصحاب الشافعي ومالك. ( مجموع
فتاوى ورسائل ابن عثيمين .ج 7 / ص 159
Terjemah
: Ada dua pendapat diantara ulama : yang pertama bahwa pahala ibadah badaniyah
seperti sholat dan bacaan alquran itu sampai kepada mayit sebgaimana sampainya
pahala ibadah maliyah. Dan ini adalah madzhab abu hanifah, ahmad bin hanbal dan
sebagian ulama syafiiyah dan malikiyah. Dan ini adalah pendapat yang benar
berdasarkan dalil-dalil. Pendapat yang kedua mengatakan tidak sampainya ibadah
badaniyah. Dan ini pendapat masyhur imam syafiiy dan imam malik.
4. Syaikh Nashiruddin Al-Albani
Syaikh
Nashiruddin Al-Albani mengatakan bahwa pahala bacaan alquran itu sampai kepada
mayit jika yang membacanya adalah seorang anak yang menghadiahkan pahalanya
untuk orang tuanya. Adapun bacaan alquran yang dibaca oleh orang lain maka
tidak sampai pahalanya. Berikut perkataan beliau dalam salah satu sesi Tanya jawab
:
قال الشيخ الألباني : إذا كان الذي يقرأ
القران هو الولد للموتى سواء كان أبا او اما فهذه القراءة تنفع وأما من سوى
الأولاد فلا تنفع قراءتهم
Terjemah
: berkata Syaikh Nashiruddin Al-Albani “ jika yang membaca alquran itu adalah
seorang anak untuk bapak dan ibunya maka bacaanya bermanfaat bagi si mayit.
Adapun jika orang lain yang membacanya maka tidak bermanfaat bacaan mereka itu
bagi si mayit.
5. Al-Allaamah Ibnu Abi Al-Izz Al-Hanafi
Al-Allaamah
Ibnu Abi Al-Izz Al-Hanafi telah menjelaskan di dalam kitab Syarh Al-Aqidah
At-Thohawiyah halaman 452 bahwa para ulama salaf berbeda pendapat mengenai hal
ini. Beliau menyebutkan bahwa Al-Imam Abu Hanifah dan Al-Imam Ahmad Bin Hanbal
berpendapat bahwa pahala bacaan Al-quran itu sampai kepada mayit. Dan ini
adalah pendapat jumhur ulama salaf.
Adapun yang Masyhur dari Al-Imam Asy-Syafi’I dan Al-Imam Malik adalah tidak
sampai bacaan AL-quran yang dihadiahkan ke mayit.
6. Al-Imam An-Nawawi
Al-Imam
An-Nawawi didalam kitab Al-Adzkar halaman 278 menjelaskan perbedaan ulama
mengenai hal ini. Adapun pendapat beliau sendiri adalah bahwa pahala bacaan
Al-quran itu sampai kepada mayit.
واختلف العلماء في وصول ثواب قراءة القرآن،
فالمشهور من مذهب الشافعي وجماعة أنه لا يصل. وذهب أحمد بن حنبل وجماعة من العلماء
وجماعة من أصحاب الشافعي إلى أنه يصل، والاختيار أن يقول القارىء بعد فراغه:
"اللهم أوصل ثواب ما قرأته إلى فلان، والله أعلم. ( الأذكار, ص : 278
Terjemah
: para ulama berbeda pendapat mengenai sampainya pahala bacaan alquran. Yang
masyhur dari imam syafiiy adalah tidak sampai. Adapun imam ahmad bin hanbal dan
beberapa ulama syafiiyah mengatakan sampai pahalanya. Maka pendapat yang
terpilih sebaiknya seorang yang membaca alquran hendaknya membaca doa “ya Allah
sampaikanlah pahala bacaan ini kepada fulan”.
Didalam
kitab Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab juga beliau jelaskan sebagai berikut :
والمختار الوصول إذا سأل الله أيصال ثواب
قراءته، وينبغى الجزم به لانه دعاء، فإذا جاز الدعاء للميت بما ليس للداعى، فلان
يجوز بما هو له أولى، ويبقى الامر فيه موقوفا على استجابة الدعاء، وهذا المعنى لا
يخص بالقراء بل يجرى في سائر الاعمال، والظاهر أن الدعاء متفق عليه انه ينفع الميت
والحى القريب والبعيد بوصية وغيرها. ( المجموع, ج : 15, ص : 522
Terjemah
: pendapat pilihan kami adalah sampainya pahala bacaan jika seseorang meminta
kepada Allah untuk menyampaikan pahalanya. Karena ini termasuk doa. Dan doa itu
termasuk perkara yang disepakati kebolehannya dan si mayit mendapatkan manfaat
dari doa tersebut.
7. Al-Imam Ibnu Qudamah
Al-Imam
Ibnu Qudamah mengatakan di dalam kitab Al-Mughni juz 2 halaman 423 bahwa bacaan
alquran itu sampai kepada mayit. Berikut perkataan beliau :
وهذه أحاديث صحاح، وفيها دلالة على انتفاع
الميت بسائر القرب؛ لأن الصوم والحج والدعاء والاستغفار عبادات بدنية، وقد أوصل
الله نفعها إلى الميت، فكذلك ما سواها
Terjemah
: ini adalah dalil-dalil yang sohih yang menunjukkan bahwa mayit dapat menerima
manfaat pahala semua ibadah.karena puasa,haji,doa,istighfar adalah ibadah
badaniyah. Sungguh allah telah menyampaikan pahalanya kepada si mayit. Begitu
juga pahala ibadah lainnya.
Ulama-ulama yang mengatakan bahwa pahala bacaan Al-quran itu tidak sampai kepada mayit :
1. Al-Imam Ibnu Katsir
Al-Imam
Ibnu Katsir berpendapat bahwa pahala bacaan Al-quran itu tidak sampai kepada
mayit. Hal ini beliau jelaskan di dalam kitab beliau yaitu kitab Tafsirul
Quranil Adzim atau yang lebih dikenal dengan tafsir ibnu katsir. Ini kutipan
perkataan beliau dalam kitab tafsir juz 7 halaman 465 :
قال الله تعالى : وأن ليس للإنسان إلا ما
سعى أي: كما لا يحمل عليه وزر غيره، كذلك لا يحصل من الأجر إلا ما كسب هو لنفسه.
ومن وهذه الآية الكريمة استنبط الشافعي، رحمه الله، ومن اتبعه أن القراءة لا يصل
إهداء ثوابها إلى الموتى؛ لأنه ليس من عملهم ولا كسبهم؛ ولهذا لم يندب إليه رسول
الله صلى الله عليه وسلم أمته ولا حثهم عليه، ولا أرشدهم إليه بنص ولا إيماء، ولم
ينقل ذلك عن أحد من الصحابة، رضي الله عنهم، ولو كان خيرا لسبقونا إليه، وباب
القربات يقتصر فيه على النصوص، ولا يتصرف فيه بأنواع الأقيسة والآراء، فأما الدعاء
والصدقة فذاك مجمع على وصولهما، ومنصوص من الشارع عليهما. ( تفسير القران العظيم
لابن كثير, ج : 7, ص : 465
Terjemah
: Allah berfirman “ dan tidaklah manusia itu mendapatkan sesuatu kecuali dari
apa yang dia kerjakan”. Maka imam syafiiy menyimpulkan bahwa bacaan alquran itu
tidak sampai. Karena rosululloh saw tidak pernah menganjurkannya. Bahkan para
sahabat pun tidak melakukannya. Seandainya itu adalah perkara yang baik
pastilah mereka segera melakukannya.
2.
Syaikh Bin Bazz
Syaikh
bin bazz mengatakan bahwa pahala bacaan Al-quran itu tidak sampai kepada mayit
karena memang tidak ada dalil yang menjelaskan hal itu. Berikut ini perkataan
beliau :
أما قراءة القرآن فقد اختلف العلماء في وصول
ثوابها إلى الميت على قولين لأهل العلم ، والأرجح أنها لا تصل لعدم الدليل ؛ لأن
الرسول صلى الله عليه وسلم لم يفعلها لأمواته من المسلمين كبناته اللاتي مُتْن في
حياته عليه الصلاة والسلام ، ولم يفعلها الصحابة رضي الله عنهم وأرضاهم فيما
علمنا. ( مجموع فتاوى ومقالات الشيح ابن باز.4/348
Terjemah
: adapun bacaan alquran maka para ulama berbeda pendapat. Pendapat yang rojih
adalah bahwa bacaan itu tidak sampai kepada mayit. Sebab nabi tidak pernah
melakukannya dan para sahabat pun juga tidak melakukannya.
Pahala
Alquran tidak sampai Apakah benar pendapat Al-Imam Asy-Syafiiy?
Jika
kita perhatikan redaksi dari Al-Allamah Ibnu Abi Al-Izz Al-Hanafi dan redaksi
Al-Imam An-Nawawi ketika menyebutkan pendapat Al-Imam Asy-Syafi’I maka akan
kita temukan kalimat “ Al-Masyhur min madzhabi Asy-Syafiiy”. Ternyata jika kita
pahami lebih dalam lagi bahwa kalimat “Al-Masyhur” ini menunjukkan bahwa disana
ada qoul Al-Imam Asy-syafiiy yang tidak Masyhur. Nah qoul yang tidak masyhur
inilah nanti dipahami oleh sebagian kalangan ulama syafiiyah bahwa maksud dari
qoul nya Al-Imam Asy-Syafiiy adalah tidak sampai jika tidak diniatkan bacaannya
atau tidak dibaca dihadapan si mayit.
Karena
begini, justru dikitab yang lain disebutkan bahwa Al-Imam Asy-Syafiiy
menganjurkan seseorang untuk membaca Al-quran disisi mayit. Hal ini disebutkan
oleh Al-Imam An-Nawawi di dalam kitab Riyadhus Sholihin halaman 295 :
باب الدعاء للميت بعد دفنه والقعود عند قبره
ساعة للدعاء له والاستغفار والقراءة
قال الشافعي رحمه الله: ويستحب أن يقرأ عنده
شيء من القرآن، وإن ختموا القرآن عنده كان حسنا. رياض الصالحين, ص : 295
Terjemah
: bab doa untuk si mayit dan duduk di kuburan untuk berdoa dan memohonkan ampun
dan bacaan. Imam syafiiy berkata “ dan dianjurkan untuk membacakan alquran di
sisi mayit, jika sampai khatam maka itu lebih baik”.
Maka
dari itu Syaikhul Islam Zakaria Al-Anshori dan Ibnu Hajar Al-Haitami mengatakan
bahwa maksud dari kalam nya Al-Imam Asy-Syafiiy bahwa bacaan Al-quran itu tidak
sampai adalah jika tidak diniatkan atau tidak dibacakan dihadapan si mayit.
Berikut ini penjelasan Syaikhul Islam Zakaria Al-Anshori di dalam kitab Fathul
Wahhab juz 2 halaman 23 :
أما القراءة فقال النووي في شرح مسلم
المشهور من مذهب الشافعي أنه لا يصل ثوابها إلى الميت وقال بعض أصحابنا يصل وذهب
جماعات من العلماء إلى أنه يصل إليه ثواب جميع العبادات من صلاة وصوم وقراءة
وغيرها وما قاله من مشهور المذهب محمول على ما إذا قرأ لا بحضرة الميت ولم ينو
ثواب قراءته له أو نواه ولم يدع بل قال السبكي الذي دل عليه الخبر بالاستنباط أن
بعض القرآن إذا قصد به نفع الميت نفعه وبين ذلك وقد ذكرته في شرح الروض. ( فتح
الوهاب, ج : 2, ص : 23
Terjemah
: adapun pahala bacaan maka menurut imam nawawi sampai pahalanya. Adapun yang
masyhur dari imam syafiiy tidak sampai pahalanya. Maksudnya adalah jika tidak
dibacakan di dekat si mayit atau tidak diniatkan pahalanya. Tapi jika diniatkan
maka pahalanya sampai.
Begitu
juga Ibnu Hajar Al-Haitami mengatakan di dalam kitab Al-Fatawa Al-Fiqhiyah
Al-Kubro juz 2 halaman 27 :
وكلام الشافعي – رضي الله عنه – هذا تأييد
للمتأخرين في حملهم مشهور المذهب على ما إذا لم يكن بحضرة الميت أو لم يدع عقيبه.
( الفتاوى الفقهية الكبرى لابن حجر الهيتمي, ج : 2, ص : 27
Terjemah
: perkataan imam syafiiy maksudnya adalah jika alquran itu tidak dibaca
dihadapan si mayit dan tidak berdoa setelahnya.
Ini
adalah penjelasan sebagian ulama syafiiyah yang menjelaskan qoul nya Al-Imam
Asy-Syafi’iy. Dalam hal ini Al-Imam An-Nawawi lebih memilih pendapat bahwa
bacaan Al-Quran itu sampai kepada mayit dengan cara berdoa kepada Allah untuk
menyampaikan pahalanya kepada si mayit. Berikut ini perkataan Al-Imam An-Nawawi
di dalam kitab Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab :
والمختار الوصول إذا سأل الله أيصال ثواب
قراءته، وينبغى الجزم به لانه دعاء، فإذا جاز الدعاء للميت بما ليس للداعى، فلان
يجوز بما هو له أولى، ويبقى الامر فيه موقوفا على استجابة الدعاء، وهذا المعنى لا
يخص بالقراء بل يجرى في سائر الاعمال، والظاهر أن الدعاء متفق عليه انه ينفع الميت
والحى القريب والبعيد بوصية وغيرها. ( المجموع, ج : 15, ص : 522
Terjemah
: pendapat pilihan kami adalah sampainya pahala bacaan jika seseorang meminta
kepada Allah untuk menyampaikan pahalanya. Karena ini termasuk doa. Dan doa itu
termasuk perkara yang disepakati kebolehannya dan si mayit mendapatkan manfaat
dari doa tersebut.
Intinya
memang para ulama salaf dan ulama kontemporerpun berbeda pendapat dalam masalah
ini. Silahkan anda pilih dari salah satu pendapat ulama tersebut. Wallohu
a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar